Mengingat
apa yang telah kita pelajari, tepatnya pelajaran tentang kewarganegaraan
mengenai Hak Asasi Manusia atau biasa disingkat HAM. Seperti yang kita semua
ketahui, Hak Asasi Manusia itu sendiri memiliki arti sebagai hak seseorang
selama dia hidup, sejak awal dia dilahirkan hingga akhirnya dia dikuburkan. Hak
Asasi Manusia itu berarti mengacu kepada apapun yang harus didapatkan seseorang
dari orang lain disekitarnya, seperti dihargai, dihormati, serta dicintai. Perlakuan
orang lain kepada seseorang harus sesuai dengan Hak Asasi Manusia, itu berarti
semua orang di seluruh dunia memiliki apa yang dinamakan Hak Asasi Manusia. Namun
tentunya perlakuan semua orang terhadap orang lain tidaklah sama, hal ini
menciptakan adanya penyimpangan pada Hak Asasi Manusia. Penyimpangan HAM ini
bisa diartikan sebagai perlakuan yang tidak menyenangkan yang diterima
seseorang, baik secara fisik maupun rohani. Salah satu penyimpangan Hak Asasi
Manusia yang akan kita bahas kali ini adalah rasisme.
Rasisme
sering diartikan sebagai perlakuan tidak menyenangkan seseorang karena
perbedaan warna kulit, mungkin karena banyaknya berita yang marak beredar
adalah membahas tentang penganiayaan kulit putih dan kulit hitam. Namun
sebenarnya arti dari rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang
menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian
budaya atau individu bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak
untuk mengatur ras yang lainnya. Sedangkan orang yang rasis adalah orang yang
meyakini bahwa karakteristik turunan yang dibawa sejak lahir secara biologis
menentukan perilaku manusia, dan dia merasa rasnya memiliki perilaku yang lebih
baik dari orang di sekitarnya. Rasisme merujuk kepada suatu kelompok etnis yang
terdiri dari gen yang sama, ketakutan terhadap ras asing, penolakan terhadap
hubungan antar ras satu dengan yang lain, dan generalisasi terhadap suatu kelompok
tertentu.
Rasisme
merupakan faktor terjadinya diskriminasi sosial, misalnya suatu contoh
seseorang yang dikucilkan karena perbedaan warna kulit. Tidak hanya
diskriminasi sosial, rasisme juga dapat mengakibatkan terjadinya kekerasan
fisik, pembunuhan, dan penganiayaan. Bahkan rasisme mampu mengakibatkan
perpecahan pada suatu negara, meskipun saya belum menemukan referensi tentang
negara mana yang mengalami perpecahan karena suatu rasisme.
Contoh
berita tentang rasisme yang saya kutip dari sebuah situs lokal, kejadian yang
terjadi pada tahun 2012 silam tentang rasisme yang dialami oleh seorang
mahasiswa muslim dikeroyok geng rasis di inggris. Cerita bermula ketika mahasiswa
jurusan bisnis dan komputer tahun pertama itu baru saja meninggalkan
perpustakaan Universitas De Montfort, Leicester, dengan temannya sekitar pukul
8.30 malam ketika mereka diserang oleh 10 pemuda kulit putih di Great Central
Way, dekat perempatan Briton Street, Bede Island. Kedua mahasiswa itu melihat
kelompok itu sedang mengolok-olok dan melecehkan seorang wanita Muslim
berjilbab.
Kedua
mahasiswa itu mendengar kelompok itu mengatakan pada seorang wanita paruh baya,
"Apakah kamu akan menyukainya jika saya berjalan-jalan dengan mengenakan
penutup wajah? Ini adalah Inggris. Kau tidak seharusnya mengenakan
jilbab." Mereka khawatir terhadap apa yang akan terjadi pada wanita Muslim
itu dan karena itu mereka menunggu. Salah satu dari gerombolan pemuda itu
menoleh ke arah mereka dan menanyakan mengapa mereka memperhatikan kelompoknya.
"Saya beritahu padanya untuk melepaskan wanita itu."
Gerombolan
pemuda itu menyerang mereka, dan mulai memukuli mereka. Salah satu dari mereka
jatuh terkapar namun kelompok itu terus memukul dan menendanginya bahkan
setelah ia tak sadarkan diri. Ia diangkat dan dilemparkan ke tanah, ia mengira dirinya
telah meninggal. "Yang saya tahu kemudian adalah saya melihat teman saya
berdiri di samping saya menyuruh saya membaca dua kalimat syahadat. Ketika saya
sadar, saya telah berada di ambulan," ujarnya . Ia mengatakan bahwa ia
tidak dapat membalas pukulan-pukulan itu karena jumlah mereka terlalu banyak. Saat
mereka menyerangnya, mereka berteriak, "Mana Allah-mu sekarang?" dan
"Di mana Ia sekarang?"
Salah
satu dari mereka mengatakan, "Serangan itu bersifat Islamophobik karena
mereka berbicara tentang jilbab dan juga mengatakan pada saya, Di mana
Allah-mu? . Bagaimana mereka tahu kami seorang Muslim? Bisa saja kami adalah
penganut Sikh."
Beberapa
paragraf diatas adalah contoh dari sikap rasisme dari sebuah kelompok kecil
yang merasa mereka memiliki hak superior untuk mengatur ras lainnya di
wilayahnya, karena korbannya merupakan etnis asia. Terlihat diatas rasisme
bukan hanya soal ras etnis lagi, tapi juga sudah menyangkut masalah religius
atau kepercayaan seseorang. Rasisme
dapat terjadi dimana saja dan siap saja pelakunya.
Bagaimanapun
rasisme tidak mungkin dapat kita hilangkan begitu saja, karena rasisme bukan
merupakan suatu wujud, melainkan sebuah sikap kepribadian seseorang. Namun sepertinya
dapat kita cegah atau kurangi dengan melakukan suatu kegiatan yang dapat
dilakukan bersama-sama tanpa pandang ras dan kelompok etnis lainnya. Seperti
yang sudah ada sekarang yaitu PBB. Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan
pada 24 Oktober 1945 sebenarnya dibuat memang untuk menghentikan perang dunia,
agar tidak terjadi perang dunia ketiga. Mungkin PBB juga dimaksudkan untuk
mempersatukan bangsa, agar antar negara dan wilayah dengan berbeda-beda ras dan
kelompok etnis bisa terjadi kerjasama yang baik dan bisa saling membantu. PBB
mungkin hanya menjadi gambarannya, sisanya kembali diserahkan kepada
masing-masing individu.
Hal
lain yang dapat kita lakukan mungkin meningkatkan kemampuan kita dalam
bersosialisasi, bertutur kata baik dan sopan dapat membuat orang tidak bersikap
rasisme. Jika dipersempit lagi, rasisme bukan hanya terjadi antar negara tetapi
juga daerah, khusunya kita yang berada di Indonesia. Karena Indonesia merupakan
negara yang memiliki banyak ras yang berbeda. Ingatlah rasisme dapat
mengakibatkan perpecahan suatu negara, negara kita yang sudah bersatu dengan
baik ini dapat hancur karena rasisme.
Kemudian
hal lain lagi, saat ini sudah banyak media sosial yang mempermudah kita
menjalin hubungan dengan orang yang mungkin berada jauh dan memiliki ras yang
jauh berbeda pula dengan kita. Tentunya bahasa juga diperlukan dalam hal ini,
contohnya bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional. Seluruh dunia
mempelajari bahasa ini, sehingga mudah untuk berinteraksi jika bahasa kita
berbeda-beda. Solusi yang terakhir inilah yang paling baik untuk mengurangi
sikap rasisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar